Sekelumit tentang Fakfak

Fakfak adalah sebuah sebuah kabupaten yang terletak di bagian leher dari “kepala burung” Pulau Papua yang saat ini menjadi bagian dari Propinsi Papua Barat. Fakfak adalah salah satu kabupaten tertua di Papua bersama delapan kabupaten lainnya yang pertama kali dibentuk pemerintah Indonesia. Di era kolonialisme Belanda, Fakfak bersama Manokwari dikenal sebagaidua pusat pemerintahan yang disebut Afdelling. Bahkan bila ditarik jauh ke belakang, pada masa kerajaan Majapahit, khususnya masa pemerintahan Hayam Wuruk, Papua telah dianggap sebagai bagian dari Wilayah negara nusa Majapahit. Hal ini tercatat dalam Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Pujangga Prapanca tahun 1365, dalam Kidung 13 dan 14 yang secara khusus memuat nama-nama daerah yang berada di bawah kedaulatan Majapahit dan salah satu daerah di antaranya adalah Wwanin atau Fakfak saat ini (Onim, 2007).

Posisi Fakfak yang menghadap langsung ke Maluku, laksana sebuah pintu gerbang yang menyambut mereka yang akan berkunjung ke Papua. Letaknya yang strategis dengan pelabuhan laut terbaik, memudahkan kapal dagang dari berbagai negeri bisa bersandar dalam berbagai jenis cuaca. Tidak mengherankan bila sejak abad ke-15, Fakfak merupakan wilayah utama dan terdepan di Papua yang telah dikunjungi oleh orang luar dari berbagai daerah dengan beragam kepentingan. Ada yang berkunjung untuk kepentingan ekonomi, ekspansi politik, pengambilan budak hingga penyebaran agama.

Berdasarkan data BPS 2013, jumlah penduduk Fakfak 71.069 jiwa. Terdapat lebih dari 14 suku bangsa hidup di Fakfak, terdiri bangsa pribumi dan pendatang yang berasal dari Maluku, Sulawesi, Jawa dan Sumatera. Agama Islam merupakan agama mayoritas di Fakfak (53,80%), setelah itu agama Kristen (28,35%) dan Katolik (17,59%) (BPS Fakfak, 2013). Namun berbagai perbedaan tersebut tidak memicu konflik atau ketegangan antara agama, etnis dan budaya. Justru hubungan sosial antar masyarakat terjadi dalam relasi yang harmonis dan damai. Jarang terjadi konflik dalam skala besar seperti yang terjadi di tempat lain di Papua, meskipun pada tingkat tertentu potensi konflik selalu ada.

Komentar